Istilah pangari sudah banyak digunakan oleh lembaga tertentu untuk menamai produk itu. Istilah pangari itu sendiri berasal dari bahasa dayak bekati'k "pangari" yang artinya bergantian. Dalam kegiatan sehari-hari masyarakat di di kecamatan tujuh belah kabupaten bengkayang kalimantan barat, tepatnya di dusun semawing masih melestarikan budaya pangari. Pangari seolah sudah mendarah daging dimasyarakat semawing. sehingga hampir semua masyarakat terlibat dalam pangari dan hampir semua pekerjaan diselesaikan dengan pangari.
Pangari itu sendiri tidak hanya untuk para orang tua saja, tetapi juga melibatkan para kaum muda yang sudah bisa bekerja. Bekerja dengan pangari ini menjadikan pekerjaan yang berat menjadi ringan. Masyarakat jadi bergotong royong dalam bekerja sehingga menambah keakraban antar masyarakat.
Sistem kerja di pangari itu sendiri dilakukan secara bergiliran sesuai dengan jumlah anggota. Dalam perhitungan kerjanya tidak ada yang dirugikan. Artinya jika dalam satu keluarga mengirimkan 2 orang maka jika sudah dapat giliran si pengirim tadi maka orang yang bersangkutan wajib membalasnya dengan mengirim 2 orang. Begitu seterusnya.
Makanya dalam pangari di kenal istila "na'ap" dan "malas". Na'ap artinya ambil. Maksud dari ambil (na'ap) adalah jika seorang anggota bekerja ketempat anggota lain tetapi anggota lain tersebut belum bekerja di tempat dia. 'Malas' artinya balas. Maksud dari balas (malas) adalah kebalikan dari (na'ap). Maksudnya bahwa setelah anggota A bekerja di tempat anggota B tadi, maka hari berikutnya anggota B tersebut bekerja ke tempat si anggota A. Maka anggota B disebut malas ari anggota A(balas hari kerja anggota A).
Dalam kegiatan pangari ini setiap anggota wajib mengingat berapa orang dia malas dan berapa orang dia na'ap. Tujuannya untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Tujuan lain sebagai penentu kapan giliran anggota tersebut bisa narik untuk bekerja di tempat dia pada hari berikutnya.
Pangari ini sendiri biassanya dilakukan setiap hari kecuali hari minggu. Jika ada anggota yang berhalangan hadir tidak menjadi masalah karena setiap anggota punya perhitungan na'ap dan malas. Pangari ini dilakukan seharian, mulai kerja jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore. Selama kegiatan pangari yang menanggung makan adalah yang empunya gawe artinya yang menanggung makan anggota yang mendapat giliran. Setiap anggota hanya membawa beras 1 canting per orang untuk bantuan makan ke tuan gawe.
Selama kegiatan berlangsung, ada 3 kali istirahat. Istirahat yang pertama sekitar jam 10 pagi. Istirahat yang pertama biasanya makan kue dan minum kopi. Kadang ada yang makan bubur tergantung dari tuan gawenya menyediakan apa untuk istirahat yang pertama. Istirahat kedua makan siang, biasanya sekitar jam 12 siang sampe jam 13.30 siang. Istirahat ketiga sekitar jam 3 sore, minum kopi dan makan kue.
Dalam kegiatan pangari ini persatuan dan kebersamaan masyarakat semakin kuat. Baik pada saat makan ataupun menyelesaikan pekerjaan. Walaupun waktu kerjanya lama tetapi terasa sebentar. Walaupun pekerjaannya berat tetapi terasa ringan dan cepat selesai. Oleh karena itu kegiatan ini wajib untuk dilestarikan oleh generasi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar